I. TUJUAN :
Pemeriksaan sperma penting dalam
masalah fertilitas dan infertilitas. Selain itu juga untuk postvasektomi.
II. DASAR :
Sperma yang sering disebut juga mani atau
semen adalah ejakulat yang berasal dari seorang pria berupa cairan kental dan
keruh, berisi sekret dari kelenjar prostat, kelenjar2 lain dan spermatozoa.
Pemeriksaan sperma merupakan salah satu elemen penting dalam penilaian
fertilitas atau infertilitas. Pemeriksaan sperma meliputi maksroskopis
(hal-hal yang terlihat dengan mata telanjang), mikrospkopis, kimia dan
imunologi. Namun, di sini yang akan kita lakukan adalah hanya pemeriksaan
sperma secara makroskopis dan mikroskopis saja.
Banyak pria yang sering merasa tidak nyaman
dengan adanya pemeriksaan sperma hal ini mengingat sperma merupakan produk
cairan tubuh yang hanya bisa dikeluarkan sebagai puncak rasa birahi (orgasme).
Tidak seperti cairan tubuh lain yang biasa diperoleh dengan cara yang
menyakitkan yaitu disuntik seperti darah, cairan sumsum tulang, cairan otak
maka cairan sperma ini dikeluarkan dengan cara “tidak menyakitkan”. Tidak semua
pria dengan mudah bisa mengeluarkan sperma apalagi disebuah tempat yang cukup
asing seperti rumah sakit atau laboratorium. Sebenarnya hal ini tidak bisa
menjadi alasan karena saat ini rumah sakit atau laboratorium biasanya telah
menyediakan tempat yang dibuat sedemikian rupa agar pasien bisa melakukan
proses mengeluarkan sperma dengan nyaman.
III.
ALAT
1.
Wadah/pot
dengan penutup
2.
Kertas
Label
3.
Gelas
ukur 5 atau 10 ml
4.
Kertas
indikator
5.
Mikroskop
binokuler
6.
Kamar
Hitung Improved Neubauer
7.
Pipet
Leukosit
8.
Aquadestilata
9.
Minyak
Imersi
10.
Objective
dan Cover Glass
11.
Gelas
Bejana
REAGEN
1.
Eosin
0,5%
2.
Giemsa
3.
Wright
4.
Metil
alkohol/ methanol
BAHAN
PEMERIKSAAN
- Cairan Sperma segar
IV.
CARA
KERJA
Memperoleh
Sampel:
1.
Pasien
diminta selama 3 – 5 hari tidak melakukan kegiatan sexual
2.
Pengeluaran
ejakulat sebaiknya pagi hari
3.
Jarak
dengan laboratorium sedekat mungkin
4. Air
mani ditampung di dalam gelas atau plastik bermulut lebar (sebelumnya dibersihkan dan dikringkan terlebih dahulu)
dan diberi label yang tertulis: Nama, Waktu (Jam) pengeluaran air mani dicatat
serta segera diantar ke laboratorium
Pemeriksaan Makroskopis:
1.
Terhadap
volume, warna, pH, kekeruhan dan kentalnya air mani
2. Hitung
(ukur) volume air mani dengan memindahkan ejakulat ke dalam gelas ukur 5 atau 10m dan volume baru dapat diukur setelah
mani mencair
3. Catat
warna dan kekeruhan air mani
4. Celupkan
kertas indikator ke dalam wadah yang berisi air mani dan cocokkan de ngan skala war pH kemudian catat pH nya.
Pemeriksaan Mikroskopis:
Uji Motilitas :
1. Teteskan
air mani sebanyak 1 tetes yang sudah mencair di atas objective glass dan tutup dengan cover glass
2.
Pemeriksaan
dilakukan dengan lensa objektif 40 X
3. Perhatikan
berapa % spermatozoa yang bergerak aktif dan hitung pula waktu yang sudah
berlalu sejak saat ejakulasi, karena semakin banyak waktu lewat semakin berkurang motilitas spermatozoa Berkurangnya
motolitas banyak dipengaruhi oleh cara menyimpan sampel
4. Campurlah
sedikit air mani dengan larutan Eosin 0,5% dalam air, untuk membeda-kan spermatozoa yang tidak bergerak aktif dari yang mati.
Untuk spermatozoa yang mati akan memberi
warna kemerah-merahan dan yang
non-aktif saja tidak berwarna
Jumlah Spermatozoa:
1. Menghitung
spermatozoa dengan menggunakan kamar hitung Improved Neubauer dan teteskanlah
air mani dengan pipet leukosit
2.
Untuk
mengencerkan dapat digunakan aquadestilata, isilah pipet leukosit dengan air mani yang sudah mencair dengan aquadest
sampai garis bertanda 0,5 dan kemudian aquadest sampai garis bertanda 11
3. Hitunglah
spermatozoa dalam kamar hitung Improved Neubauer pada permukaan seluas 1 mm2 Jumlah yang dihitung dikalikan 200.000 untuk
mendapatkan jumlah spermatozoa dalam1 ml mani
4. Pemeriksaan
jumlah spermatozoa perlu disarankan untuk dilakukan hitung ulang pada lain
waktu karena kualitas air mani seseorang akan berbeda-beda dari satu waktu ke
waktu yang lain
Morfologi:
1.
Buatlah
apusan air mani seperti membuat apusan darah tepi biarkan mengering pada hawa udara
2.
Kemudian
lakukan fiksasi dengan metilalkohol
(methanol) selama 5 menit
3.
Selanjutnya
diwarnai dengan Reagen Giemsa/Wright atau lainnya
4. Periksalah
morfologi spermatozoa dengan perbesaran 100 X menggunakan minyak Imersi (kepala dan ekor spermatozoa)
5.
Hitung
% kelainan (abnormal) bentuk kepala (terlalu besar, terlalu kecil, terlalu memanjang,
inti terpecah dsb) dan bentuk ekor (tidak ada ekor, ada dua ekor, ekor amat
pendek dsb)
Jumlah Leukosit:
1.
Hitunglah
Leukosit yang ditemukan dalam kamar hitung Improved Neubauer seperti hitung sel leukosit pada sediaan darah dan
2.
Catat
jumlah leukositnya
V.
HASIL PRAKTIKUM DAN NILAI NORMAL
HASIL
|
NILAI
NORMAL
|
SATUAN
|
|
MAKROSKOPIS
|
|||
1.
Volume
|
2,5 ml
|
2-5
|
ml
|
2. pH
|
8
|
7,2 - 7,8
|
|
3. Warna
|
Putih
kekuningan
|
Putih
kekuning-kuningan
|
|
4. Kekentalan
|
Kental
|
Kental
|
|
5. Bau
|
Khas (Chlor)
|
Khas (Chlor)
|
|
6. Pencairan
|
20 menit
|
10 – 20
|
menit
|
MIKROSKOPIS
|
|||
1.Uji Motilitas
|
|||
-
Pergerakan Aktif
|
70
|
> 50
|
%
|
-
Pergerakan Lemah
|
20
|
< 30
|
%
|
-
Tak Bergerak
|
10
|
< 20
|
%
|
2. Jumlah Sperma
|
65.650.000
|
60 - 150
Juta
|
ml
|
3. Morfologi Spermatozoa
|
|||
a. Normal
- Kepala
|
70
|
> 60
|
%
|
- Ekor
|
65
|
||
b. Abnormal:
- Kepala
|
30
|
< 40
|
%
|
- Ekor
|
35
|
||
4. Jumlah Lekosit
|
85
|
100
|
ul
|
5. Aglutinasi
|
Negatif
|
NEGATIF
|
+/-
|
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan
makroskopis dan mikroskopis pada sperma, tidak ditemukan kelainan terutama
tanda-tanda infertilitas.
4 komentar:
Bagus, tapi nggak ada referensi.
sperma yang digunakan dari manusia ya? berarti praktikannya sebelum praktikum ngeluarin dulu spermanya sendiri2..
seru kayaknya.
nggak ada tinjauan pustakanya
mksh sudah membantu saya membuat laporan.
Posting Komentar